ANALISA SITUASI DIFTERI DI JATIM S/D 22 OKTOBER 2014
SEBAGAI TANGGAPAN ATAS BERITA DI MEDIA CETAK TEMPO TANGGAL 22 OKTOBER 2014

2014-10-24 02:00:01 || Sudah dibaca sebanyak : 1166X
  • 1. Provinsi Jawa Timur pada tanggal 10 Oktober 2011 dinyatakan daerah KLB Difteri. Untuk mengatasi KLB tersebut telah dilakukan kegiatan-kegiatan berupa Sub PIN 3 putaran, ORI/Outbreak Response Immunization (pemberian imunisasi tambahan di daerah kasus difteri yang ditemukan, Pemberian obat profilaksis terhadap kontak erat kasus dan peningkatan cakupan serta mutu imunisasi rutin. Selanjutnya kasus Difteri menurun tajam, sehingga pada tanggal 20 September 2013 status KLB Difteri tingkat Provinsi Jawa Timur dinyatakan berhenti.

  • 2. Situasi kasus Difteri Toxigenik (+) pada 2 (dua) tahun terakhir yaitu tahun 2013 s/d 2014 per 10 Oktober berjumlah 67 kasus positif, dimana pada tahun 2013 ada 63 kasus tersebar di semua Kab/Kota dengan 4 meninggal, sedangkan di tahun 2014 hanya 4 kasus positif yang tersebar di 3 Kab/Kota (Jember, Bojonegoro, Sampang) dan tidak ada yang meninggal

  • 3. Upaya Dinas kesehatan :
    • a.Memberikan perlindungan dengan imunisasi rutin pada bayi, batita dan anak sekolah SD/MI.
    • b.Sosialisasi pada masyarakat tentang pencegahan dan deteksi dini penyakit Difteri.
    • c.Menemukan kasus suspek sedini mungkin dengan melibatkan masyarakat melalui kader PKK dan Ormas.
    • d.Menetapkan diagnosis kasus dengan pemeriksaan laboratorium BBLK Surabaya.
    • e.Tatalaksana kasus dan kontak secara adekuat.
    • f.Melakukan Penyelidikan Epidemiologi.

  • 4. Khusus kegiatan deteksi dini berupa penemuan suspek, hasil yang telah dicapai telah ditemukan kasus suspect Difteri tahun 2013 sebesar 653 orang dan pada tahun 2014 jumlah kasus 347 orang. Selain itu tercatat 16 karier difteri (orang dengan positif Difteri Toxigenik tetapi tidak ada gejala/sakit) dengan rincian tahun 2013 sebanyak 15 orang sedangkan 2014 sd 10 Oktober hanya 1 orang.

  • 5. Terkait dugaan peningkatan kasus klinis difteri di SDN Tanjungrejo V, Sukun, Kota Malang terjadi kesalahan cetak, yang benar adalah :
    • a.Ditemukan satu (1) kasus klinis difteri Murid SDN Tanjungrejo V, untuk menegakkan diagnose maka tim PE Kota Malang mengambil spesimen terhadap kasus klinis dan kontak sebanyak 47 orang/anak (4 org dari kontak serumah dan 43 anak dari kontak sesekolahan)
    • b.Hasil pemeriksaan laboratorium dengan metode cultur :
      • 1) kasus klinis difteri ternyata negatif difteri
      • 2)dari kontak serumah 1 orang positif namun tidak sakit (carrier)
      • 3)dari kontak sesekolah 10 anak positif namun tidak sakit (carrier)
    • c.Untuk anak yang positif telah diberikan profilaksis erytromisin dan kumur betadin.
    • d.Pelaksanaan ORI segera dilaksanakan kepada masyarakat terdekat (se RW) dan teman sekolah (se sekolahan).


    Surabaya, 22 Oktober 2014.
    Kepala Bidang PP-MK,



    Drg. Ansarul Fahrudda, M.Kes.
    NIP. 19650222 199102 1 001

LAKIP


CACAK