PERINGATI HARI GIZI NASIONAL KE-61,
DINKES JATIM LUNCURKAN INOVASI PUTRI RANEMIA DAN CANTING
Dinkes Jatim meluncurkan inovasi Putri Anemia dan Canting (Putri Ora Anemia dan Cegah Stunting) pada peringatan Hari Gizi Nasional ke-61 Tahun 2021, Rabu (10/02) bertempat di Dinkes Jatim. Inovasi tersebut bermakna seorang Putri yang tidak anemia diharapkan tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga tidak Stunting dan melahirkan anak – anak yang sehat, tidak stunting dan berkualitas. Sedangkan Canting (Cegah Stunting) merupakan alat membatik yang mempunyai makna mencegah Stunting seperti halnya membatik, yaitu membutuhkan ketelatenan dan kesabaran.
Inovasi Putri Ranemia dan Canting ini diwujudkan melalui program pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri berbasis sekolah, dengan menggunakan data Dapodik serta melibatkan TP UKS, Pramuka dan lintas sektor terkait.
Seperti yang kita ketahui bersama, untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing, salah satunya adalah dengan melakukan pencegahan dan penanggulangan stunting. Upaya promotif dan preventif perbaikan gizi masyarakat difokuskan pada 1000 HPK (Hari pertama Kehidupan) dan usia remaja. Kelompok usia ini merupakan investasi dalam pembangunan SDM Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing dan menjadi komponen utama pembangunan kesehatan yang berkelanjutan. Semua permasalan kesehatan dan gizi dalam kelompok usia tersebut akan mempengaruhi kualitas hidup pada usia produktif selanjutnya.
Saat ini Indonesia masih di hadapkan pada beban ganda masalah gizi yaitu masih tingginya prevalensi stunting, wasting dan obesitas serta kekuragan zat gizi mikro terutama anemia yang masih menjadi tantangan besar. Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja yaitu 32% yang berarti bahwa 3 – 4 remaja dari 10 remaja menderita anemia. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktifitas fisik.
Oleh karena itulah, upaya pencegahan anemia pada remaja putri melalui suplementasi TTD pada remaja putri merupakan intervensi spesifik yang sangat strategis untuk mempersiapkan calon ibu yang sehat sehingga melahirkan generasi penerus yang berkualitas.
Mengacu pada RPJMN 2020-2024, percepatan penurunan stunting menjadi 14% dan wasting 7% pada tahun 2024 menjadi salah satu tujuan pembangunan kesehatan.Untuk dapat mencapai target tersebut, perlu dilakukan penguatan intervensi spesifik dan sensitif yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan fokus pada sasaran 1000 HPK dan Remaja.
Meskipun saat ini Indonesia masih dihadapkan pada situasi pandemi Covid 19, berbagai upaya modifikasi pelayanan kesehatan termasuk pemberian TTD bagi remaja puteri diharapkan tetap dapat dilakukan. Pada umumnya, TTD remaja puteri didistribusikan melalui sekolah, namun dengan kebijakan belajar dari rumah selama pandemi, pemberian TTD dapat dimodifikasi sesuai kebijakan daerah.
Persoalan gizi remaja tidak dapat diselesaikan oleh bidang kesehatan saja, namun perlu dukungan dan kontribusi lintas program, lintas sektor, organisasi profesi dan semua mitra pembangunan. Peringatan HGN tahun 2021 merupakan momentum penting dalam menggalang kepedulian dan meningkatkan komitemen dari berbagai pihak untuk bersama membangun gizi menuju bangsa sehat berprestasi antara lain melalui edukasi gizi seimbang dan suplementasi TTD pada remaja putri .
Dengan memanfaatkan momentum HGN ke – 61 tahun 2021 ini diharapkan para pemangku kepentingan termasuk masyarakat dan unsur pemerintah memiliki komitmen yang tinggi untuk ikut berperan serta dalam meningkatkan perbaikan gizi dan derajat kesehatan masyarakat melalui peringatan HGN ke - 61 dengan tema “Remaja Sehat Bebas Anemia“