TIM PENGGERAK PKK KABUPATEN WONOSOBO BELAJAR EMO DEMO
DI TIM PENGGERAK PKK KOTA SURABAYA
Oleh : JALIL, District Coordinator Program Baduta 2.0-GAIN, Kota Surabaya
Keberadaan TP PKK telah diakui kebermanfaatannya di tengah-tengah kehidupan masyarakat. TP PKK juga memberikan harapan besar bagi pemerintah untuk bersama-sama mengatasi berbagai permasalahan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam upaya peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan keluarga. Salah satu permasalahan krusial yang menjadi perhatian serius TP PKK Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah adalah masalah stunting.
Secara nasional, pemerintah telah merumuskan strategi percepatan pencegahan stunting diantaranya adalah melalui pilar “kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku”. Terkait dengan komunikasi perubahan perilaku ini, ibu Fairuz Eko Purnomo (Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Wonosobo) pernah searching di Google. Di situ menemukan istilah “EMO DEMO”. Kemudian ditelusuri lebih lanjut tentang konsep emo demo dan contoh peragaannya di Youtube yang kebetulan merupakan unggahan dari PKK Kota Surabaya. Ibu Fairuz Eko Purnomo tidak cukup puas kalau belajar emo demo hanya dari youtube. Maka, pada kesempatan berikutnya Ibu Fairuz menghubungi PKK Kota Surabaya melalui nomor telpon yang diperoleh dari youtube untuk melakukan study visit ke PKK Surabaya. Salah satu pengurus TP PKK Kota Surabaya menyambut baik rencana kunjungan tersebut dan menyarankan untuk mengajukan surat resmi ke TP PKK Kota Surabaya.
Pada hari Jum’at, tanggal 29 November 2019 akhirnya rombongan tamu dari TP PKK Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah yang berjumlah 52 orang bisa berkunjung ke TP PKK Kota Surabaya. Rombongan tamu itu berasal dari unsur pengurus TP PKK Kecamatan Se-Kabupaten Wonosobo dan pengurus TP PKK Kabupaten Wonosobo.
Mewakili rombongan tamu sekaligus mewakili TP PKK Kabupaten Wonosobo, Ibu Fairuz Eko Purnomo dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan dari kunjungan ini adalah ingin belajar lebih dekat tentang komunikasi perubahan perilaku melalui metode Emo-Demo (Emotional Demonstration). Ditambahkan oleh beliau bahwa meskpiun baru melihat emo demo di Youtube, diyakini metode emo-demo ini sangat cocok dan efektif bila dikembangkan di Kabupaten Wonosobo, karena sifat permainannya yang alat peraga sederhana namun bisa menggugah emosi sehingga materi akan dengan mudah diingat dan dilakukan ibu balita atau pengasuhnya. Oleh karena itu, Ibu Ketua TP PKK Kabupaten Wonosobo sangat berharap agar sepulang dari kunjungan di PKK Kota Surabaya ini, emo demo bisa dikembangkan di Kabupaten Wonosobo.
Dalam kesempatan ini pula, Ibu Dra. Siti Nuriya Zamzam sebagai Ketua TP PKK Kota Surabaya menyampaikan bahwa wilayah kota Surabaya memiliki 31 Kecamatan dan 154 kelurahan. Wilayah yang diintervensi GAIN adalah 17 Kecamatan yang terdiri 86 kelurahan 33 Puskesmas dan 1.616 Posyandu. GAIN telah mencetak 55 Master Pelatih , 503 pelatih dan 3.232 kader yang sudah dilatih emo demo. Melihat kondisi seperti ini, kemudian muncul pemikiran dari PKK Kota Surabaya bagaimana agar wilayah yang tidak diintervensi GAIN ini bisa mendapatkan pelatihan emo demo.
Melihat mendesaknya kebutuhan akan pelatihan emo demo di luar wilayah intervensi GAIN, maka TP PKK Kota Surabaya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya melakukan replikasi pelatihan emo demo yang bersumber dari dana APBD secara bertahap, yaitu selama 3 kali angkatan. Masing-masing angkatan selama 3 hari dengan 4 modul yang dilatihkan. Hingga saat ini 68 kelurahan yang di luar wilayah intervensi GAIN telah mendapatkan pelatihan emo demo, di mana masing-masing kelurahan telah memiliki 2 orang pelatih kader yang telah dilatih 12 modul emo demo. Adapun tindak lanjut pelatihan untuk pelatih tersebut adalah pelatihan kader di masing-masing kelurahan melalui wadah forum paguyuban kader kelurahan, imbuh ibu Siti Nuriya Zamzam.
Salah satu pelajaran penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan emo di luar wilayah intervensi, menurut Siti Nuriya Zamzam adalah ketersediaan alap peraga, baik printing maupun non printing. “Jangan jadikan alat peraga sebagai penghambat dalam pelaksanaan emo demo”, tegas Siti Nuriya Zamzam menyemangati. Belajar dari pengalaman yang dilakukan TP PKK Kota Surabaya tentang alat peraga, maka Surabaya yang terkenal dengan “BONEK” nya (Bondo Nekat = Bermodal Tekat), alat peraga bisa disediakan sendiri. Untuk alat peraga yang printing dilakukan dengan foto copy atau menggambar sendiri. Contoh, gambar Kartu Perut Bayi. Sedangkan yang non printing menggunakan memanfaatkan barang yang sudah ada. Contoh, untuk media balok diganti dengan kotak snack yang disusun sedemikian rupa.
Pada kunjungan ini, rombongan tamu dipertunjukkan peragaan emo demo modul ASI Saja Cukup dan ATIKA Sumber Zat Besi oleh Master Pelatih yang dari PKK Kota Surabaya. Dalam peragaan tersebut, rombongan tamu berperan sebagai peserta emo demo. Dalam peragaan ini, peserta benar-benar bisa mengikuti proses pelaksanaan emo demo secara langsung. Dan di akhir sesi, setelah pesan kunci dan kesimpulan disampaikan, fasilitator menanyakan apa yang dirasakan selama mengikuti proses pelaksanaan emo demo. Berikut kata-kata yang dirasakan peserta : wow, menarik, menyenangkan, sederhana, mudah diterima, mudah diingat, interaktif, dan tidak menjemukan.
Di akhir sesi kunjungan, tim rombongan tamu yang diwakili oleh Ketua TP PKK Kabupaten Wonosobo saat berpamitan sangat berharap sekali agar emo demo bisa dikembangkan di Kabupaten Wonosobo. Disarankan oleh Jalil sebagai District Coordinator Program Baduta 2.0 Kota Surabaya agar TP PKK Kabupaten Wonosobo mengajukan surat permohonan pelatihan emo demo yang ditujukan ke Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Gizi dan tembusan kepada Country Director GAIN.