STRATEGI DALAM PENGENDALIAN TB DI JAWA TIMUR

2015-11-05 03:16:03 || Sudah dibaca sebanyak : 1524X

BAURAN LAYANAN PEMERINTAH-SWASTA

STRATEGI DALAM PENGENDALIAN TB DI JAWA TIMUR

 

Tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Jawa Timur. Jumlah pasien di tahun 2014 ada 42.312 pasien yang tercatat diobati. Hasil survei Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi TB di Jawa Timur sebesar 0,2%. Dari survei tersebut menunjukkan prevalensi tertinggi ada di Kabupaten Bangkalan dan Kota Probolinggo.

Gambar Prevalensi TB di Kabupaten kota di Jawa Timur hasil Riskesdas 2013

Angka Notifikasi (pasien tercatat per 100.000 penduduk) pasien TB di Jawa Timur masih belum sesuai dengan target yang ditetapkan. Angka Notifikasi di tahun 2014  sebesar 110 per 100.000 penduduk. Angka tersebut jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun 2013 maka capaiannya adalah 55% dari perkiraan kasus TB yang seharusnya tercatat dan diobati. Dari angka tersebut menunjukkan berarti masih ada 45% pasien TB yang ada di Jawa Timur tidak tercatat dalam sistem pelaporan nasional. Jumlah tersebut mungkin diobati di fasilitas pelayanan namun tidak tercatat di program nasional atau bahkan tidak diobati, Pasien yang diobati di luar sistem nasional tidak dapt terpantau dengan baik. Jika jumlah pasien yang tidak tercatat tersebut cukup besar, maka dapat mengganggu capaian penemuan dan pengobatan TB yang standar.

Salah satu cara untuk meningkatkan cakupan penemuan serta hasil pengobatan yang bermutu, adalah melalui keterlibatan sektor swasta. Konsep ini disebut “Bauran Layanan Pemerintah-Swasta” atau dalam tataran global dikenal dengan “Public Private Mix” (PPM) TB. Konsep ini melibatkan seluruh sektor sehingga terbentuk jejaring yang meliputi

Kerjasama antara Pemerintah-Swasta
Kerjasama antara Pemerintah-Pemerintah
Kerjasama antara Swasta-Swasta

Sektor pemerintah untuk pengendalian TB diwakili oleh Dinas Kesehatan, Puskesmas maupun RSUD, termasuk RS milik TNI Polri. Sedangkan pihak swasta yang terlibat meliputi organisasi profesi (IDI, Patelki, IAI, Persi dan lain-lain), RS Swasta, Dokter Praktik Mandiri, klinik swasta, klinik diagnostik swasta, apotek, Lembaga Swadaya Masyarakat, kalangan pengusaha dan lain-lain.

Tujuan dari penerapan PPM adalah sebagai upaya ekspansi layanan pasien TB dan kesinambungan program pengendalian TB dengan pendekatan secara komperhensif. Dengan pendekatan PPM, maka seluruh pemangku kepentingan dalam pengendalian TB dapat terlibat aktif. Dampak positif yang lain adalah penemuan pasien TB dan hasil pengobatan dapat dioptimalkan melalui jejaring layanan yang melibatkan berbagai komponen dalm pengendalian TB.

Saat ini di Jawa Timur telah ada 8 kabupaten/kota yang mengimplementasikan PPM secara komprehensif. Kabupaten/kota tersebut adalah: Kab.Jember, Kab.Pasuruan, Kab.Malang, Kota Malang, Kota Madiun, Kota Blitar, Kab.Jombang, dan Kab. Tulungagung. Pada tanggal 3 November 2015 kabupaten kota tersebut, minus Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Jember melakukan pertemuan untuk penguatan PPM. Pertemuan dilaksanakan di Kota Surabaya dan dihadiri pula oleh narasumber dari Kementerian Kesehatan. Di dalam pertemuan, dibahas pembelajaran PPM dari setiap wilayah untuk mendapatkan hasil terbaik yang dapat diterapkan untuk masing-masing wilayah.

Semoga dengan kegiatan PPM mempercepat tercapainya Jawa Timur bebas TB.

Gambar Kepala Bidan P2MK, Drg. Ansarul Fahrudda, Mkes sedang diskusi dengan peserta pertemuan Penguatan PPM Jawa Timur

LAKIP


CACAK