SAY NO TO GONDOK

2015-07-04 02:02:48 || Sudah dibaca sebanyak : 2156X

Kandungan yodium di alam, sedikit demi sedikit mengalami pengurangan secara berkala dan bisa mengakibatkan kekurangan yodium pada daerah tersebut. GAKY merupakan gangguan akibat kekurangan yodium secara terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama. Survei Pemetaan Nasional GAKY tahun 2006 diketahui bahwa GAKY telah menyebar di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur yang meliputi 4.540 desa. Dampak kekurangan yodium jika tidak ditangani sedini mungkin akan menurunkan produktifitas manusia.


Salah satu penyakit GAKY adalah Gondok. Gondok adalah penyakit kekurangan yodium secara terus menerus sehingga mengakibatkan kelenjar gondok yang berfungsi sebagai hormon tiroid dalam tubuh menjadi membesar. Kelenjar gondok ini terletak di bagian bawah leher dan berfungsi mengatur metabolisme dan bertanggung jawab atas normalnya kerja tiap sel tubuh. Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroksin (hormon yang berfungsi sebagai pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup) dan triiodotironin (hormon yang bertanggung jawab atas penggunaan energi oleh tubuh) dan menyalurkannya ke aliran darah. Sedangkan Yodium adalah bahan dasar pembentukan hormon tersebut yang diperoleh dari makanan dan minuman yang mengandung yodium.

Kasus gondok lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki, namun dengan bertambahnya daerah dengan penyakit yang terus menerus, perbedaan itu hampir tidak ada lagi. Saat ini gondok dapat menyerang segala umur. Kemungkinan gondok membesar karena imunitas (daya tahan tubuh) orang tua semakin menurun dengan bertambahnya usia.

 

Pencegahan sedini mungkin pada gondok sangat diperlukan dan perlu diperhatikan. Pencegahan awal yang bisa dilakukan adalah :

1. Memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal merubah pola makan dengan menggunakan garam beryodium

2. Jangan menggunakan garam saat makanan direbus karena cara tersebut akan membuat yodium yang terkandung dalam makanan tersebut hilang.

3. Palpasi. Palpasi adalah pemeriksaan dengan cara memeriksa leher dengan meraba menggunakan ibu jari kedua tangan pada tengkuk penderita.

4. Mengkonsumsi makanan dan minuman yang cukup mengandung yodium.

5. Menggunakan garam dapur yang mengandung yodium.

 

Berikut merupakan cara untuk mengetahui adanya zat yodium dalam garam. Cara ini sangat sederhana dan dapat dilakukan di lingkungan rumah tangga.

1. Singkong segar dikupas, diparut dan diperas tanpa ditambah air.

2. Tuangkan 1 sendok teh perasan singkong parut ke dalam gelas bersih.

3. Tambahkan 4 – 6 sendok teh garam dapur yang akan diperiksa ke dalam gelas yg berisi perasan singkong tersebut.

4. Tambahkan 2 sendok teh cuka makan berkadar 25% ke dalamnya.

5. Aduk sampai rata dan tunggu beberapa menit.

6. Jika terdapat warna biru keunguan, hal itu menandakan adanya zat yodium dalam garam dapur tersebut. Semakin biru warna cairan tersebut, maka kandungan yodium semakin tinggi dalam garam dapur tersebut.

 

Cara kedua menggunakan uji cairan Iodina.

1. Siapkan garam yang bertuliskan “garam beryodium” atau siapkan garam dapur yang digunakan dalam keseharian di rumah tangga.

2. Siapkan cairan Iodina

3. Ambil garam secukupnya dan letakkan pada piring atau gelas bersih.

4. Teteskan cairan Iodina sebanya 2-3 tetes pada garam yang akan diuji.

5. Tunggu dan perhatikan garam tersebut. Apabila garam tidak berubah warna dan tetap berwarna putih, maka garam tersebut tidak mengandung yodium.

6. Apabila garam tersebut berubah warna menjadi warna ungu, maka garam tersebut mengandung yodium yang cukup.

 

 
LAKIP


CACAK