Ayo Rame-Rame Ikut Imunisasi Sub Pin Difteri

2013-07-02 22:59:40 || Sudah dibaca sebanyak : 1087X

AYO RAME-RAME IKUT IMUNISASI SUB PIN DIFTERI

DI POS SUB PIN DIFTERI 12-24 NOVEMBER 2012

               

 

Surabaya, (Senin,12/11/12)

Penangangan wabah difteri oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur terus digalakkan untuk  meningkatkan cakupan imunisasi difteri anak usia 2 bulan hingga 15 tahun sebesar 95%. Mulai tanggal 12 – 24 November 2012 Dinkes Jatim Prov melaksanakan kegiatan Sub PIN Difteri secara keseluruhan di 19 Kab/Kota di Jawa Timur yang terpilih berdasar, jumlah kasus, adanya kematian karena Difteri dan Difteri toksigenik. Ke 19 kabupaten kota tersebut   meliputi : Sumenep, Pamekasan, Sampang,  Bangkalan, Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto,  Kota Mojokerto, Jombang, Pasuruan, Kota Pasuruan, Probolinggo, Kota Probolinggo, Jember, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi , Madiun, dan Kota Madiun.

Diharapkan peran serta masyarakat secara aktif untuk ikut serta dalam mensukseskan Sub PIN difteri ini, masyarakat harus membawa anak-anak mereka yang usianya 2 bulan – 15 tahun ke Pos Sub PIN Difteri untuk mendapat suntikan DPT-HB atau DT atau Td sesuai golongan umur untuk mencegah seragan penyakit Difteri. Dalam pelaksanaannya bisa di Posyandu, TK, PAUD, sekolah SD, Madrash Ibtidaiyah, SMP/Madrasah  Tsanawiyah  dan juga Pondok pesantren. Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa penyakit Difteri adalah penyakit yang dapatdicegah dengan imunisasi. Oleh karena itu, dengan menyadari penyakit ini, maka pastikan bahwa anak-anak di sasaran tersebut harus terimunisasi.

                Dengan adanya pencanangan sub PIN Difteri pada tahun ini diharapkan di tahun mendatang tingkat kekebalan anak semakin kuat dan angka kasus difteri semakin menurun, terhitung Sampai dengan 20 Oktober 2012, jumlah kasus Difteri di Jawa Timur mencapai  710 penderita dan 28 diantaranya meninggal dunia. Penyakit Difteri sudah menyerang di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur sejak tahun 2011 sampai sekarang ini, serangan belum menurun.  Pada tahun 2011, jumlah kasus Difteri  sebanyak 664 penderita dan 20 diantaranya meninggal dunia. Pada tahun 2011, insiden rate tertinggi di Kota Malang sedangkan pada tahun 2012, kasus terbanyak di Kab. Situbondo yaitu 113 kasus meninggal 7, disusul  Kab. Jombang 87 kasus meninggal 11.

Penyakit Difteri adalah penyakit  masa lampau yang menular,  yang muncul kembali sebagai hasil dinamika antara kekebalan dan transmisi penyakit.  Artinya kemunculan  penyakit Difteri karena kondisi masyarakat  yang sebagian sudah tidak punya kekebalan terhadap Difteri, hal ini dikarenakan cakupan imunisasi  yang dilaksanakan tidak merata pada seluruh  desa.  Mestinya di manapun kelahiran seorang anak, dimanapun berada harus mendapatkan imunisasi DPT-HB sebagai upaya perlindungan terhadap Difteri,  apalagi masih ada sebagian masyarakat yang kurang peduli terhadap imunisasi anaknya, sehingga walau ada Posyandu/Puskesmas  di sekitar rumahnya anaknya tersebut tidak terimunisasi.

Penyakit Difteri adalah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, yang hanya menyerang manusia, sehingga mestinya bisa dieliminasi.  Oleh karena itu untuk menurunkan atau mencegah penyakit Difteri, kekebalan di masyarakat harus ditingkatkan.  Untuk kebutuhan tersebut,  maka imunisasi rutin DPT-HB pada bayi harus lengkap 3 kali dengan interval pemberian yang benar  sebelum anak berusia 1 (satu) tahun.

Penyakit Difteri disebabkan  oleh bakteri Corine Bakterium Diphteriae, dapat menyebar dengan cepat, yang sangat berbahaya, karena bakteri mengeluarkan racun  ynag menyebar ke seluruh tubuh manusia sehingga dalam hitungan hari, seminggu atau 10 hari, bila tidak terobati penderita meninggal dunia. Sebagaimana disebut dalam UU no 4 tahun 1984, Penyakit Difteri, dapat menimbulkan wabah yang menyerang banyak Provinsi  di indonesia. Untuk mengenali penyakit Dfteri tidak sulit, bila anak demam atau sumer (demam ringan)  silakan buka mulut dan diterangi dengan senter ke dalam rongga mulut, apakah ada membran putih keabu-abuan, bila ya bisa diduga sebagai Difteri. Atau bila demam/sumer disertai merasa nyeri saat menelan makanan, bisa diduga sebagai Difteri.  Untuk memastikan, datanglah ke Puskesmas atau dokter terdekat dan periksa laborium dengan mengambil usap di pangkal hidung dan tenggorok. Waspadailah Difteri  pada diri anda,  keluarga dan sekitar anda, karena Difteri menyerang semua umur.  

Selain imunisasi untuk mencegah Difteri, setiap anak/orang terserang  Difteri wajib diobati dengan tuntas, dengan suntikan Penisilin Prokain  atau minum obat Erythromicin 50 mg/kg  berat badan yang pemberiannya  diberikan setiap 6 jam.  Selain obat, penderita juga diberi ADS (Anti Difteri Serum), terutama yang keadaan umumnya sudah jelek.   Sekitar penderita, pada semua kontak eratnya harus diberikan profilaksis dengan Erythromicin selama seminggu atau sepuluh hari  dengan dosis pemberian yang sama seperti pada penderita. Kegiatan profilaksis pada kontak erat dapat memperpendek masa penularan dan mencegah timbulnya penyakit Difteri(Git)

LAKIP


CACAK